Iskandar Ali,SE. Lahir di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, 22 Desember 1961.Meraih gelar sarjana ekonomi (SE) di jurusan Manajemen Universitas Tarumanegara pada tahun 1987. Merupakan satu – satunya terapis di Indonesia yang melakukan praktik pengobatan Bio Quantum. Tidak terhitung jumlah pasien yang telah berhasil dibantu penyembuhannya dengan metode gabungan sentuhan quantum dan ilmu akupuntur ini. Dengan kemampuan yang luar biasa yang ada dalam Bio Quantum, beliau juga melayani terapi untuk membantu menyeimbangkan postur tubuh pasien yang keadaannya tidak seimbang.

Sebagai seorang pengobat, penulis pernah dianugerahi penghargaan “Traditional Medicine Golden Award 2002” dari forum sarjana, dan penghargaan sebagai “executive Berprestasi 2003” dari forum Wartawan Jawa Tengah. Bersama para pengobat lainnya, pria vegetarian ini aktif dalam organisasi pengobat alternative dan tradisional, seperti HIPTRI, APTOI, Aspeptri, IKKNI, IBH,dan APPSI. Pria vegetarian ini sehari-hari melakukan praktik pengobatan di Klinnik Akupuntur Sari Alami, di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Di tempat tersebut, beliau telah banyak menyembuhkan penyakit yang diderita pasien dengan metode teknik yang dikuasainya.

Di samping sebagai seorang terapis pijat yang handal, Bapak Iskandar Ali, SE juga dikenal sebagai seorang akupunturis serta spesialis pengobatan mata dan telinga. Selain itu, saat ini penulis merupakan satu-satunya terapis di Indonesia yang melakukan terapi untuk memperbaiki postur tubuh yang tidak seimbang, dengan metode “Bio Quantum (gabungan antara teknik sentuhan,pemijatan,urut,totok, dan ilmu pernapasan), Wuji Qigong, Akupuntur Jarak Jauh, Ramuan Herbal”.

Kami sangat berpengalaman untuk mengobati semua gangguan mata diantaranya : mata katarak, ablasio retina, mata merah, mata kuning, mata juling, mata minus, mata plus, glaukoma, mata bintitan, mata berair, dan sebagainya. Untuk informasinya hubungi kami di sini Alamat dan Konsultasi Gratis.

 Testimoni Pasien Terapi Mata oleh Iskandar Ali,SE

Randy, Mengalami Buta Warna Karena Gagal Tes Ujian Pilot

 Randy (22tahun) mengalami gangguan buta warna sejak tiga tahun lalu. Gangguan ini diawali saat Randy sedang mengikuti tes untuk menjadi pilot. Akibat gugup, Randy dinyatakan tidak lulus oleh penguji karena dianggap buta warna. Padahal sebelumnya, mata Randy masih normal. Hal ini menyebabkan Randy sangat membenci profesi pilot. Perasaan benci ini dilimpahkan kepada ayahnya yang seorang pilot. Sejak saat itu, Randy pun mengalami buta warna dan melimpahkan semua kesalahan ini kepada ayahnya.

Orangtua Randy pun berusaha mengobati Randy baik dengan pengobatan modern maupun alternative. Randy bahkan pernah menjalani terapi pengobatan akupuntur selama satu tahun, tetapi tidak membawa hasil sama sekali. Suatu ketika orangtua Randy mendapatkan informasi menngenai terapi pengobatan Bio Quantum yang dilakukan oleh Bapak Iskandar Ali.

Setelah konsultasi, Randy pun diterapi menggunakan Bio Quantum. Dalam satu kali terapi, Randy akhirnya kembali mampu mengenali warna. Randy menyadari bahwa ayahnya ternyata sanyang sekali kepadanya. Hal inilah yang menyebabkan Randy sembuh dari buta warnanya. Kepercayaandiri Randy pun kembali sehingga Randi memberanikan diri mengulangi tes pilot yang pernah dijalaninya. Saat buku ini ditulis, Randy sedang berada di Filipina untuk menjalani pendidikan pilot.

Katarak Takluk hanya dengan Delapan Kali Perawatan

Mayetri Kusuma (Jl.Pademangan II Gg.17 No. 12 A), Saya mengalami gangguan mata katarak sudah ama. Mungkin sekitar 15 tahun yang lalu. Berapa tahun tepatnya saya tidak ingat. Maklum, saya sekarang sudah tua.Gangguan yang pertama kali saya rasakan adalah dimata sebelah kiri. Beberapa dokter mata sudah saya kunjungi.Namun, hasilnya masih tetap seperti ini. Mata kiri saya tidak bisa melihat dengan jelas, bahkan sekarang gelap sekali. Saya sudah pasrah dengan keadaan ini. Saya sudah mengira bahwa mata kiri saya sudah buta.
pengobatan alternatif mata untuk penyakit mata katarak tanpa operasi 
Ada sedikit harapan setelah saya berobat kepada salah seorang dokter. Nama dokternya sendiri saya lupa. Ketika itu, saya diberi sejenis vitamin. Setelah mengonsumsinya, mata kiri saya dapat meliat kembali, lumayan jelas, meskipun tidak sejelas ketika masih normal.

Memang Tuhan sedang mencoba saya. Ketika saya sedang mengambil air di bak kamar mandi. Tiba – tiba, mata kanan saya terasa gelap. Saya bingung, mengapa bisa terjadi seperti ini? Akhirnya, anak saya yang perempuan menganjurkan untuk datang lagi ke dokter yangn pernah mengobati mata kiri. Seperti biasa, saya diberi obat yang sama.Hasilnya, mata kanan sayapun bisa melihat lagi, tetapi tidak seperti mata kiri.

Saya kurang merasa puas dengan hasil seperti ini. Karena itu, saya datang ke dokter itu lagi. Eh, dokter itu malah memvonis mata kanan saya sudah terkena katarak. Dokter itu menganjurkan agar saya dioperasi dengan biaya enam juta rupiah. Tentu saja saya menolak,karena saya tidak punya duit. Darimana saya harus mengumpulkan duit sebanyak itu. Saya jadi ngedumel. Saya tida mengukuti saran dokter itu.

Kemudian anak saya mendapat informasi dari temannya. Katanya, mama teman dia juga ada yang operasi katarak, tetapi hanya tiga juta rupiah. Saya dan anak saya pun pergi ke dokter tersebut. “Tahu enggak, dokter itu bilang apa?”

“Katarak Ibu belum terlalu tua, masih belum parah, jadi masih bisa menunda waktu operasinya.” Wah saya senang banget. Namun, saya menjadi semakin bingung. Dokter yang satu bilang harus dioperasi, tetapi dokter yang lain bilang tidak perlu. Ini malah membingungkan saya. Satu sisi saya ingin cepat sembuh, disisi lain jika dioperasi saya nggak punya duit..

Untuk menghilangkan kebingungan ini, akhirnya saya memeriksakan mata kanan ke Jakarta Eyes Center (JEC). Di sana pusatnya pengobatan mata, mungkin bisa lebih meyakinkan saya. Setelah diperiksa, mata kanan saya memang katarak. Selain itu, dokter JEC juga bilang, “Gangguan mata Ibu in seperti penyakit keturunan, jadi agak susah disembuhkan.” Pernyataan dokter itu memang benar, mama saya dulu juga mengalami gangguan mata yang sama seperti saya sekarang. Kemudian, saya bertanya pada dokter tersebut.

                “Dok, bagaimana jika mata saya dioperasi saja?”
                “Ya, dioperasi bisa jua, tetapi lebih baik jangan karena tidak akan sembuh total,” saran dokter itu kepada saya.
                “Terus kalau begitu saya harus bagaimana, dok?”
                “sekarang begini saja, Ibu saya beri obat dulu, jika matanya tidak ada perubahan, Ibu bisa datang lagi ke sini,” saran dokter itu lagi.

Saya hanya bisa menurut kepada dokter itu. Beberapa minggu setelah itu, saya belum juga kembali ke dokter di JEC, anak saya sudah mendapat informasi pengobatan herbal di Klinik Pak Iskandar. Anak saya mengetahui pengobatan mata tersebut dari teman kerjanya. Istri dari teman anak saya tersebut berobat ke klinik Pak Iskandar. Katanya, dia juga punya gangguan mata katarak dan setelah berobat ke klinik Pak Iskandar bisa sembuh. Saya sangat tertarik dengan pengobatan itu. Akhirnya, saya mengajak anak saya ke linik Pak Iskandar.

Pertama kali datang, saya menjelaskan terlebih dahulu masalah yang menimpa saya ke Pak Iskandar. Ia hanya manggut-manggut sambil memerhatikan penjelasan saya. Setelah mengetahui permasalahannya, ia memanggil salah seorang asistennya untuk merawat saya dengan teknik pengobatan refleksi kaki dan tangan serta pemijatan telinga. Khusus untuk pemijatan telinga, Pak Iskandar yang melakukannya sendiri. Ia memang ahli melihat berbagai jenis penyakit melalui telinga dan wajah.Selain itu, pijatan telinga Pak Iskandar sudah terkenal dan banyak orang yang sembuh.Karena itu,saya menjadi yakin dan merasa kerasan berobat disini.

Pak Iskandar member saran agar saya menjalani perawatan insentif selama 10 hari. Saya diberi ramuan, yaitu campuran Hamata.Semuanya terdiri dari empat jenis tanaman,yaitu pegagan,dau dewa,rumput mutiara,dan plantago.Ramuan Hamata itu direbus dalam lima gelas air hingga tersisa dua gelas.Setelah agak dingin, air rebusanya diminum. Ramuan tersebut dikonsumsi dua kali sehari, setiap hari masing – masing dua gelas.

Puji syukur pada Tuhan,setelah perawatan kedelapan, mata saya menjadi jelas. Selain itu, bada saya juga menjadi segar.